Di suatu pedalaman hutan hiduplah sebuah keluarga kecil bahagia dan terasing dari kehidupan sosial manusia pada umumnya.
Mereka terdiri dari Bapak, Ibu, dan kedua orang anak perempuannya yang masih kecil. Hidupnya hanya bergantung pada hasil hutan, binatang buruan dan ikan yang ada dalam sungai yang mengalir membelah hutan tersebut.
Suatu ketika sang bapak bermimpi dan dalam mimpinya dia di suruh menelusuri aliran sungai tersebut sampai ke muara maka dia akan mendapatkan sebuah telur yang berukuran raksasa.
Keesokan harinya dia menceritakan mimpinya tersebut kepada istri dan kedua anaknya. Singkat cerita si bapak inipun pergi mengikuti aliran sungai menuju muara, selama 3 hari perjalanan akhirnya sampailah ia pada muara sungai tersebut. Sambil beristirahat melepas lelah iapun melahap makanan yang sengaja ia bawa sebagai perbekalan dalam perjalanannya.
Dia sangat takjub dengan pemandangan yang ada di hadapannya, belum pernah dia melihat pasir putih dan air laut yang berwarna biru terhampar luas dengan begitu indahnya. Akhirnya dia melangkahkan kaki menyusuri tepi pantai berpasir putih tersebut, tiba tiba matanya tertuju pada sebuah buah kelapa yang tergeletak di atas pasir, dia sangat heran apakah gerangan benda tersebut, apakah itu benda yang diceritakan dalam mimpinya.
Buah kelapa tadi langsung ia pungut dan di bawa menuju kerumunan anak anak nelayan yang kebetulan sedang bermain di sekitar pantai. Lantas ia bertanya kepada salah seorang anak yang sedang bermain tadi, " maaf, kamu tau tidak ini benda apa?" ujarnya. Sang anak yang menganggap orang yang bertanya tadi pura pura tidak tahu dengan buah kelapa yang di bawanya itu, lalu menjawab seenaknya sambil meneruskan permainannya. "oh, itu telur gajah", ucapnya.
Karena merasa masih bingung akhirnya di bertanya kembali kepada anak lain yang ada di dekatnya, "kamu tahu tidak gajah itu apa?". Anak kedua yang di tanya tersebut lalu menjelaskan "gajah itu adalah binatang yang sangat besar sekali, berkaki 4 dan memiliki
hidung atau belalai yang panjang".
Mendapat keterangan tadi, si bapakpun sangat gembira diapun lantas bergegas untuk pulang. Dalam benaknya, dia dan keluarganya akan memiliki ternak seekor gajah yang bertubuh besar hingga mereka memiliki persediaan makanan daging yang cukup.
Sesampainya dirumah si bapak menceritakan pengalamannya kepada istri dan kedua putrinya. Lalu munculah pertanyaan dari salah seorang putrinya "bagaimana cara menetaskan telurnya?, kan tidak ada induk gajahnya". Sang bapak dengan tenang menjawab "kita saja yang mengerami telurnya secara bergantian".
Akhirnya bergantianlah mereka mengerami buah kelapa yang dikira sebagai telur gajah tersebut hingga mencapai 3 minggu lamanya.
Setelah 3 minggu tersebut anaknya bertanya kepada sang bapak yang kebetulan mendapat giliran mengerami telur gajah pada hari tersebut. "pak, gimana telur gajahnya sudah menetas atau belum?". Lalu bapaknya menjawab "wah, bapak tidak tahu, coba saja kamu periksa sendiri".
Lalu sang anak memasukan tangannya kedalam sarung yang di kenakan bapaknya, dan alangkah terkejut sang anak ketika dia memegang belalai sang bapak yang di kira sebagai belalai gajah dari telur gajah yang menetas. "wah pak telur gajahnya sudah menetas, aku sekarang lagi pegang belalainya" ucap si anak dengan polosnya.
THE END
MIAU…… HI.HI.HI.