Nenek Lampir merupakan Legenda yang berasal dari Gunung Merapi yang terletak di Sumatera Barat. Nyi Lampir ini konon kabarnya adalah seseorang yang mencari jalan untuk hidup yang kekal dan abadi. Nyi Lampir ini akhirnya bersekutu dengan jin dan setan yang memberinya yang dikehendakinya. Ia menjadi sakti dan kekuatannya tak tertandingi dan ia akhirnya berumur ribuan tahun dan akhirnya ia kemudian dijuluki sebagai Mak Lampir.
Karena kekuatan yang dimilikinya, Mak Lampir ini mendirikan kerajaan iblisnya tepat pada puncak gunung merapi. Konon keberadaannya sering meresahkan masyarakat karena ia sering berbuat onar di mana ia bertempat tinggal. Hatinya telah dipenuhi kebencian dan dendam yang dipengaruhi oleh dendam masa lalunya. Dan kemampuan yang berasal dari setan tersebut pun mempengaruhi tingkah laku mak lampir tersebut sehingga memiliki karakter seperti siluman dan sudah tak bersikap seperti manusia biasa lagi.
Awalnya, sebelum ia menjadi Mak Lampir ini sebenarnya adalah seorang putri yang mencintai seorang Datuk Panglima Kumbang. Datuk panglima kumbang ini adalah seorang panglima yang ditugaskan untuk menjaganya dan menyertainya kemanapun ia bepergian. Dan sebaliknya, sang Datuk ini juga menaruh hati kepadanya, namun ia tak berani mengungkapkannya. Namun, karena hubungan mereka tidak disetujui, akhirnya sang putri ini dibuang dan kemudian ia melakukan pertapaan di Gunung Merapi. Sedangkan sang datuk sendiri telah mati saat pada saat mak lampir sedang bertempur dengan Mak Lampir dan pasukannya saat ia mencari mak lampir tersebut.
Kemudian dengan segenap kekuatannya kemudian ia menghidupkan kembali sang Datuk yang telah mati di tangan pasukannya tersebut. Dengan kejadian tersebut akhirnya sang putri menyadari bahwa Datuk tersebut juga mencintainya. Dan akhirnya ia pun bertekat untuk menghidupkan sang datuk kembali.
Kemudian sang Lampir pun mengikatkan jiwa sang datuk ke bumi dengan resiko bahwa wajah dan tubuhnya akan menjadi tua dan menyeramkan. Ia sengaja menghidupkan sang datuk tersebut dengan harapan ia akan tetap tulus mencintainya. Namun yang terjadi adalah sebaliknya. Sang datuk yang telah hidup kemudian menganggap bahwa Mak Lampir ini setan yang suka berbuat onar dan mengganggu ketenangan masyarakat yang ada di sekitarnya.
Sang datuk tetap memeranginya dan melanjutkan pertempuran yang salah tersebut. Sejak itulah mereka kemudian berperang lagi dan lagi dan terjadilah peperangan ghaib antara aliran putih dan aliran hitam yang dilakukan dari jaman dahulu sampai saat ini. Dendam sang Lampir pun kemudian semakin memuncak, dan ia semakin suka untuk berbuat onar dan meresahkan masyarakat sekitar yang berada di dekatnya. Di akhir hidupnya ia pun tetap bertingkah laku seperti siluman pada umumnya sampai akhir hayatnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar