Patung Leak
Patung Leak ini merupakan patung yang terletak di Tabanan, yang merupakan salah satu Pura yang terdapat di Bali.
Patung Leak ini merupakan patung yang terletak di Tabanan, yang merupakan salah satu Pura yang terdapat di Bali.
Leak |
Menurut mitologi Bali, Leak adalah sosok penyihir yang jahat. Leak ini hanya bisa dilihat pada malam hari oleh para dukun yang memburunya. Leak ini sangat sulit ditangkap karena pada siang hari ia terlihat sebagai manusia normal pada umumnya, namun akan berburu mencari organ tubuh manusia pada malam hari.
Leak sendiri digambarkan sebagai setan yang menakutkan dengan sosok kepala dengan lidah panjang serta organ dalam yang masih menggantung pada kepala tersebut. Leak ini berburu dengan cara terbang melesat pada malam hari untuk mencari ibu hamil agar dapat menghisap darah bayi yang masih ada dalam kandungan.
Menurut kepercayaan di Bali, Leak sebenarnya adalah orang biasa yang menggunakan praktik ilmu hitam yang membutuhkan embrio agar tetap hidup. Namun, Leak yang sebenarnya adalah setan yang memiliki lidah yang panjang dan gigi yang tajam.
Leak ini dapat dibasmi dengan cara menusuk leher dan menuju ke arah kepala saat Leak tersebut terpisah dari tubuhnya. Dan Leak tersebut tidak dapat lagi menyatu dengan tubuhnya dan mati pada jangka waktu tertentu.
Leak ini merupakan salah satu setan yang paling ditakuti. Dan sihir Leak sendiri memang merupakan sihir yang hanya bisa digunakan di Bali. Itulah alasan mengapa hantu ini hanya ada di Bali saja.
Patung Reog
Barong |
Patung ini terletak pada Gerbang Ponorogo sebagai identitas para penduduk Ponorogo yang sangat mencintai tarian Ponorogo.
Reog Ponorogo ini sebenarnya menceritakan tentang tarian kebudayaan daerah yang mempunyai hal-hal yang berbau mistik yang sangat kental.
Menurut cerita, Reog Ponorogo asal mulanya menceritakan tentang Pangeran Ponorogo yang hendak melamar seorang Putri dari kerajaan Kediri yang bernama Dewi Ragil Kuning. Namun di tengah perjalanan Pangeran Ponorogo beserta pengawalnya dicegat oleh Raja Singabarong yang berasal dari Kediri. Pangeran Ponorogo yang saat itu dikawal oleh Warok yang memiliki kekuatan ilmu hitam kemudian bertarung dengan Raja Singabarong dan pasukannya. Dengan tarian perangnya yang mematikan, Warok melawan Raja tersebut hingga memenangkan pertarungan.
Dan kini pun tarian Reog Ponorogo diturunkan secara turun temurut menurut keturunan yang jelas. Orang yang menarikan tarian Reog Ponorogo pun biasanya harus menjalani berbagai ritual dan berbagai ritual tersebut hanya bisa dilakukan oleh orang yang masih merupakan silsilah parental yang jelas. Para penarinya pun biasanya harus menjalani puasa dan tapa agar dapat menjalankan tarian dengan ringan, termasuk dapat memakai topeng reog yang beratnya mencapai 50kg yang hanya disangga menggunakan gigi saja.
Reog Ponorogo pun memang mustahil dilakukan dengan cara biasa karena penari utamanya diwajibkan untuk menyangga topeng Reog yang sangat berat itu. Tarian ini memang ditarikan dalam keadaan kesurupan dan juga menggunakan ilmu kebatinan yang kuat agar dapat ditarikan dengan sempurna.
Ken Arok Ken Dedes
Reog Ponorogo ini sebenarnya menceritakan tentang tarian kebudayaan daerah yang mempunyai hal-hal yang berbau mistik yang sangat kental.
Menurut cerita, Reog Ponorogo asal mulanya menceritakan tentang Pangeran Ponorogo yang hendak melamar seorang Putri dari kerajaan Kediri yang bernama Dewi Ragil Kuning. Namun di tengah perjalanan Pangeran Ponorogo beserta pengawalnya dicegat oleh Raja Singabarong yang berasal dari Kediri. Pangeran Ponorogo yang saat itu dikawal oleh Warok yang memiliki kekuatan ilmu hitam kemudian bertarung dengan Raja Singabarong dan pasukannya. Dengan tarian perangnya yang mematikan, Warok melawan Raja tersebut hingga memenangkan pertarungan.
Dan kini pun tarian Reog Ponorogo diturunkan secara turun temurut menurut keturunan yang jelas. Orang yang menarikan tarian Reog Ponorogo pun biasanya harus menjalani berbagai ritual dan berbagai ritual tersebut hanya bisa dilakukan oleh orang yang masih merupakan silsilah parental yang jelas. Para penarinya pun biasanya harus menjalani puasa dan tapa agar dapat menjalankan tarian dengan ringan, termasuk dapat memakai topeng reog yang beratnya mencapai 50kg yang hanya disangga menggunakan gigi saja.
Reog Ponorogo pun memang mustahil dilakukan dengan cara biasa karena penari utamanya diwajibkan untuk menyangga topeng Reog yang sangat berat itu. Tarian ini memang ditarikan dalam keadaan kesurupan dan juga menggunakan ilmu kebatinan yang kuat agar dapat ditarikan dengan sempurna.
Ken Arok Ken Dedes
Kendedes |
Patung ini adalah Patung Ken Arok, Ken Dedes, puterinya dan salah satu bawahannya. Patung ini dapat Anda lihat di Mekar Sari Park, Indonesia untuk melihatnya secara langsung.
Ken Arok dan Ken Dedes merupakan seorang raja dan permaisuri yang menguasai Kerajaan Singasari. Ken Arok tadinya merupakan seorang abdi dari Tunggul Ametung, dan Ken Dedes saat itu masih berstatus sebagai sang Istri dari Tunggul Ametung.
Suatu ketika, Ken Arok yang telah menjadi pengawal Tunggul Ametung tidak sengaja melihat betis dari Ken Dedes yang sedang turun dari kereta kencana saat bertamasya ke hutan Bamoji. Ken Arok tercengang-cengang saat melihat betis Ken Dedes yang tersingkap yang tampak bersinar. Sejak saat itulah Ken Arok kemudian menyusun rencana untuk menikahi Ken Dedes
Ken Arok |
Ken Arok kemudian menyusun rencana untuk membunuh Tunggul Ametung dengan membuat keris yang berasal dari Mpu Gandring, yang merupakan Mpu yang terkenal pada masa itu. Kemudian, setelah membunuh Tunggul Ametung yang sedang tertidur lelap, Kena arok pun berhasil menikahi Ken dedes sebagai Raja yang baru.
Sebenarnya, Ken Dedes bisa dibilang merupakan saksi utama terbunuhnya Tunggul Ametung. Namun karena cintanya kepada Ken Arok, ia membiarkan Tunggul ametung mati begitu saja dan rela dipersunting oleh Ken Arok dan mendirikan Kerajaan Tumapel yang merupakan kerajaan terkuat pada jaman itu.
Ken Dedes ini dianggap sebagai leluhur para raja yang berkuasa di Jawa. Ken Dedes merupakan seorang wanita istimewa yang mempunyai kecantikan yang luar biasa sempurna.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar